MEMBANGUN PILAR DESA BERDIKARI
P
|
NPM Mandiri Perdesaan merupakan program penanggulangan
kemiskinan dan pengurangan pengangguran dengan pendekatan pemberdayaan.
Instrumen proses pemberdayaan dilakukan dengan komponen program: pertama; pengembangan masyarakat dengan
tujuan membangun kesadaran kritis dari kemandirian masyarakat; kedua, adanya Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM) sebagai stimulan untuk memancing keswadayaan masyarakat; ketiga; peningkatan kapasitas aparat
pemerintah lokal, dan keempat,
bantuan pengelolaan dan pengem-bangan program yang meliputi penyediaan konsultan,
fasi-litator, pengendalian mutu, evaluasi dan pengembangan program.
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan
berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu
mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya,
mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya
tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan
adalah: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2)
pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan
peran pemerintahan lokal; (4)
peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi
masyarakat; (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2013, memperoleh total anggaran BLM PNPM Perdesaan
sebesar Rp. 763.452.500.000,- untuk 425 kecamatan (29 kabupaten). Dengan
pendam-pingan 1.060 orang Fasilitator dan Konsultan, proses perencanaan dengan
pendekatan pemberda-yaan telah mampu mendorong masyarakat untuk lebih mandiri
dalam pengambilan keputusan. Dana BLM kegiatan direncanakan berdasar penggalian
gagasan dan diputuskan sendiri oleh masyarakat.
Infrastruktur Perdesaan
Kegiatan Infrastruktur (termasuk kesehatan, pendidikan dan fasum) mencapai sebesar 81% atau sebesar Rp. 615.694.700.550,- dari alokasi dana BLM Provinsi Jawa
Tengah. Dana stimulan tersebut mampu memancing dana swadaya masyarakat sebesar 7,63%
atau Rp. 47.000.871.710,-. Pendekatan pemberdayaan terbukti
menumbuhkan sense of belonging (rasa
memiliki) dari masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan.
Dana tersebut dapat membangun sarana-prasarana berupa
Jalan sepanjang 1.716.316 meter, Jembatan sebanyak
159 Unit atau akumulatif sepanjang 2.377 meter, Pasar sebanyak 73 unit atau seluas
3.737 m2, Irigasi sepanjang 306.037 meter, Air bersih sebanyak 125
unit sepanjang 145.606 meter; Gedung
Pendidikan sarana penunjang sebanyak 6.048 Unit atau seluas 69.425 m2;
Gedung kesehatan dan sarana penunjang sebanyak 1.277 Unit atau seluas 10.870 m2;
dan bangunan-bangunan lain sejumlah
1.417 unit. Sarana-prasarana tersebut dimanfaatkan secara langsung lebih
dari 5.118.673 orang, dimana 2.526.389 orang diantaranya kaum Perempuan dan juga sebanyak 2.468.595
orang pemanfaat dari orang miskin (RTM). Kegiatan sarana-prasarana tersebut tersebar
di 5.968 desa atau 91% dari desa lokasi PNJPM-MPd se- Jawa Tengah (6.575 desa).
Dengan kegiatan pembangunan tersebut mampu
menyerap lapangan pekerjaan sebanyak 2.560.165 HOK bagi sejumlah 190.538 orang.
Dari jumlah pekerja tersebut 66% atau 124.946 orang diantaranya adalah dari
keluarga RTM.
Pembangunan Infrastruktur spektakuler yang mampu dibangun masyarakat
dengan keterbatasan sumberdaya manusia yang ada, memanfaatkan potensi yang ada
di desa dan semangat yang menyala diantaranya adalah :
Pertama, Jembatan Banjir Limpas panjang bentang 81 meter di desa Jlumpang
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Biaya konstrukti sebesar Rp. 335.358.000,-
dari BLM PNPM-MPd sebesar Rp. 300.008.000,- dan swadaya masyarakat sebesar Rp.
35.350.000,- Jembatan dengan bentang panjang dibangun memakan biaya besar namun
cukup murah bila dibandingkan pelaksanaan oleh rekanan dan mampu mendorong
peningkatan swadaya yang semula Rp. 29.340.000,- Jembatan yang mempunyai
manfaat sangat besar, mampu membuka keterisoliran dusun Pengkok dari komunitas
masyarakat desa Jlumpang.
Kedua, Jembatan Gelagar Besi Panjang 54 meter di desa Pasir kecamatan
Bodeh kabupaten Pemalang. Biaya konstrukti sebesar Rp. 382.583.500,- dari BLM
PNPM-MPd sebesar Rp. 347.789.500,- dan swadaya masyarakat sebesar Rp.
34.794.000,-. Jembatan gelagar besi lantai beton yang sangat panjang, dengan
tingkat kesulitan yang tinggi, dengan biaya yang besar dan waktu pengerjaan
yang cukup lama sebentar lagi akan terujud dan dapat dimanfaatkan, tinggal
pengerjaan railing jembatan. Dengan tekad yang kuat dan semangat gotong royong
yang tinggi harapan masyarakat yang sangat diidam-idamkan cukup lama untuk
memutus belenggu pembatas alam sungai yang lebar dapat terwujud dengan adanya
bantuan stimulan dari PNPM Mandiri Perdesaan.
Ketiga, Air Bersih panjang 7.800 meter di desa Pucakwangi kecamatan
Pageruyung kabupaten Kendal. Biaya konstruksi sebesar Rp. 312.330.000,- dari
BLM PNPM-MPd sebesar Rp. 212.330.000,- dan swadaya masyarakat sebesar Rp.
100.000.000,- Air bersih yang sangat didambakan masyarakat sejak lama, dengan
kondisi dan keterbatasan yang ada masyarakat rela berswadaya yang begitu
besarnya demi mewujudkan impiannya yang merupakan kebutuhan hajat hidup
manusia.
Ekonomi Kerakyatan
Performance UPK di seluruh Jawa Tengah (462) yang terbagi sebanyak 425 UPK di lokasi kecamatan program
dan 37 UPK di kecamatan pashe out.
Jumlah asset produktif UPK sampai saat ini baik SPP maupun UEP sudah mencapai
Rp 1.692.708.392.496,- yang terdiri dari saldo kas dan bank sebesar Rp
314.027.712.189,- dan sisanya sebesar Rp 1.378.680.680.307,- merupakan saldo
pinjaman di masyarakat.. Bila dilihat perkembangan performance UPK pada tahun
2012 dibandingkan dengan tahun 2013 ada kecenderungan meningkat secara
signifikan yaitu dari Modal Awal, Aset, Surplus Berjalan, Surplus Ditahan dan
Alokasi Dana Sosial dari surplus UPK. Selama tahun 2013 UPK berhasil memperoleh surplus berjalan sebesar Rp
244.699.595.944,- atau rasio 17,75% terhadap saldo pinjaman atau masih
berkategori baik di atas 10% standar nasional. Dari surplus tersebut apabila
minimal 15% dialokasikan untuk RTM absolut,
maka UPK dalam tahun 2013 dapat
memberikan dana sosial lebih dari Rp 24.169.665.677,- kepada masyarakat miskin
UPK di Jateng dalam kondisi sehat dan cukup sehat (454 UPK) dan hanya 8
UPK dalam kondisi kurang sehat. Kondisi ini sebenarnya ironis dengan
kemampuan UPK memenuhi syarat untuk dapat mengakses BLM SPP 2014 yaitu ternyata
sebanyak 58,35% tidak boleh mengakses SPP BLM SPP Tahun 2014, mengingat NPL nya
rata-rata di atas 10%.
Jumlah kelompok usaha yang dilayani UPK sampai saat ini mencapai 104.484
kelompok, yang terdiri dari kelompok aneka usaha sebanyak 18.387, kelompok
Usaha Bersama sebanyak 731, kelompok SPP sebanyak 73.838 dan kelompok campuran
11.528. Jumlah ini jauh di atas jumlah kelompok awal menurut SPC yaitu sebesar
53.895, dengan demikian jumlah kelompok telah mengalami perkembangan yang cukup
signifikan yaitu 93,87%.
Peningkatan Kapasitas
Kegiatan peningkatan kapasitas tahun 2013 yang telah berhasil dikelola
bidang training PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi Jawa Tengah adalah : 1)
Fasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas kelembagaan BKAD, UPK, BP UPK dan
Tim Verifikasi (24 - 26 Juni 2013, Hotel Wina Wisata Bandungan - Semarang) yang
dikelola oleh Bapermades Jawa Tengah, 2) Pembekalan Faskab dan Asisten Faskab
PNPM Mandiri Perdesaan Jateng (09 September 2013, Aula Bapermas Prov. Jateng),
3) Pelatihan pra tugas FK-FT Tahap I (06 - 20 November 2013, Hotel Plaza
Semarang), 4) Pelatihan pra tugas FK-FT
tahap II, Gelombang I (13 - 25 November 2013, Hotel Sahid Kusuma Solo), 5) Pelatihan pra tugas FK-FT
tahap II, Gelombang II (08 - 20 Desember 2013, Hotel New Metro Semarang), 6) pelatihan mandiri (orientasi tugas belajar mandiri, 27-28
Desember 2013, Aula Bapermasdes Prov. Jateng) FK-FT, 7)pelatihan masyarakat
yang terdiri dari 14 (empat belas) item
pelatihan, yakni : Tim Penulis Usulan (TPU), Tim Pengelola Kegiatan (TPK), Tim
Monitoring Desa (Timon), BPD-Kades, Tim Verifikasi (TV), BKAD, UPK, BP UPK,
KPMD, PL (program) dan PL UPK, Tim
Pemelihara, Kader Teknik, TPM (Tenaga Pelatih masyarakat)dan pelatihan bagi
kelompok khususnya Kelompok Simpan-Pinjam Perempuan (SPP), 8)TNA untuk pelaku
program, masyarakat dan birokrasi,
9)peningkatan kapasitas masyarakat untuk pengembangan Community Based
Monitoring (CBM), 10) pengembangan RBM (Ruang Belajar Masyarakat, 11) pelatihan
bagi setrawan di 8 kabupaten di lokasi pilot integrasi SPP-SPPN, dan pelatihan-pelatihan
yang dimaksudkan untuk peningkatan kualitas hidup, 12) melakukan supervisi dan monitoring untuk
memastikan tersusunnya dokumen RPJMDes di seluruh desa partisipan.
Sedangkan untuk Rakor Provinsi TA 2013 adalah sebagai berikut : 1) Rakor
I, tanggal 28 - 31 Januari 2013, Hotel Regina Pemalang, 2) Rakor II, Tanggal
13 - 16 Mei 2013, Hotel Quin Banyumas, 3) Rakor III, Tanggal 15 - 18 Juli
2013, Hotel The Sunan Solo, 4) Rakor
IV, Tanggal 19 - 22 Agustus 2013, Hotel The Sunan Solo, 5) Rakor V, Tanggal
28 - 31 Oktober 2013, Hotel Lor In Solo dan 6) Rakor VI, Tanggal 02 - 05
Desember 2013, Hotel Lor In Solo.
Secara ringkas hasil-hasil atau output penting bidang pelatihan selama
tahun 2013 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya kesadaran
kritis masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan di desanya,
sejak perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaan. Beberapa
indikasinya adalah: a) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan
baik di forum musrenbangdes di tingkat desa maupun musrenbangcam di tingkat
kecamatan dan jenis-jenis usulan
kegiatan khususnya pelatihan peningkatan kualitas hidup (PKH) yang variatif, b)
meningkatnya kualitas kegiatan khususnya sarpras, c) meningkatnya pemeliharaan
hasil kegiatan, khususnya yang menjadi kebutuhan dasar warga atau berdampak
ekonomi, misalnya; sarana-prasarana air bersih, pasar, irigasi, dsb.
2. Pelatihan-pelatihan yang
didesain untuk memberikan keterampilan khususnya guna mengembangkan usaha yang
dikelola Faskab dan FK-FT sudah mulai
membuahkan hasil berupa tumbuhnya kelompok-kelompok usaha baru yang mengelola
usaha makanan/ minuman, kerajinan, konveksi/menjahit, serta berhasil menyuplai
kebutuhan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan.
3. Secara kuantitatif, dari
data CB (Capacity Building) menunjukkan pelatihan masyarakat selama tahun 2013
telah melatih sebanyak 104.946 orang
terdiri dari 66.699 laki-laki atau
64 persen dan 38.247 perempuan atau 36 persen..
4. Seluruh desa partisipan
PNPM Mandiri Perdesaan telah memiliki dokumen RPJMDes yang telah dinilai layak.
Berikut grafik dokumen RPJMDes dengan hasil penilaian kelayakan :
Secara rinci hasil penilaian RPJMDes sangat membanggakan, dimana dari
6.681 total jumlah RPJMDes, dokumen
dengan katagori memuaskan sejumlah 1.536 dokumen (23%), cukup layak 2.220 dokumen (34%) dan katagori layak 2.826
(43%).
Fasilitator
Pendamping
Kehadiran Fasilitator PNPM-MPd menjadi factor kunci dalam rangka
memfasilitasi dan membantu masyarakat desa mengenali masalah dan pemecahannya
yang dihadapi . Mereka juga menjadi jembatan yang menghubungkan aparat
pemerintahan dengan masyarakat desa, khususnya rakyat miskin. Mengingat
pentingnya keberadaan Fasilitator dalam menunjang kinerja program, maka Korprov
Jateng selalu mentargetkan tinggi yaitu 95% untuk pengisian fasilitator di Jawa
Tengah.
Cakupan PNPM MPd Provinsi Jateng meliputi 29 Kabupaten dan 425 kecamatan.
Di tingkat Kabupaten difasilitasi oleh 3 orang Faskab yaitu Faskab Teknik,
Faskab Pemberdayaan dan Faskab Keuangan dan di 12 Kabupaten yang memiliki
kecamatan di atas 12 kecamatan dibantu oleh Asisten Faskab Teknik dan Asisten
Faskab Pemberdayaan.
Di tingkat Kecamatan
difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan Teknik dan
Fasilitator Kecamatan Pemberdayaan, serta didukung oleh 21 Asisten
Kecamatan
Teknik di 21 Kecamatan dan 21 Asisten
Kecamatan Pemberdayaan di 21 Kecamatan.
Selama tahun 2013, dinamika fasilitator cukup tinggi, yaitu: 2 orang
meninggal dunia; 3 orang di PHK kare pelanggaran kode etik; sebanyak 7
orang promosi jabatan; dan 33 orang mengundurkan diri dengan berbagai
alasan.
Untuk mengisi kekosongan Fasilitator Kabupaten dan Asisten Fasilitator
Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah melakukan rekruitmen dengan jalur promosi,
namun jika belum mencukupi barulah dilakukan rekruitmen umum. Rekruitment
Faskab Keuangan dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2013, jumlah pelamar 29
orang, dipanggil seleksi aktif 9
orang pelamar dan telah ditempatkan 2 orang. Sedangkan untuk rekruitmen
Fasilitator Kecamatan dilakukan recruitment umum dan diumumkan lowongannya di
media massa. Rekruitment FK dilakukan 2 kali yaitu pada tanggal 19 Oktober 2013
dan tanggal 19 Desember 2013. Rekruitmen pertama jumlah pelamar FK mencapai 200
orang, lulus seleksi pasif 32 orang dan lulus seleksi aktif 12 orang. Sedangkan
FT jumlah pelamar 84 orang, lulus pasif 51 orang, hadir seleksi aktif 22 orang
dan yang lulus seleksi aktif 12 orang. Untuk rekruitmen kedua khusus FT lamaran
masuk 57, lulus seleksi pasif 32 namun yang hadir seleksi aktif hanya 17 orang.
Dengan demikian per Januari 2014 semua
lokasi terisi penuh 100% sehingga target 95% terlampaui.
Penanganan Masalah
dan Pengaduan
Tahun 2013 tercatat sebanyak 137 pengaduan yang telah diterima oleh PNPM
MPd Jateng. Pelaku yang diadukan antara
lain Tim Pelaksanan Kegiatan Desa (TPKD), Kades, Pengurus UPK, Fasilitator dan
anggota masyarakat sendiri. Pengaduan yang telah selesai ditindaklanjuti ada
131 pengaduan sedangkan 6 pengaduan lainnya masih dalam tahap klarifikasi
dilapangan. Tindak lanjut dilakukan oleh
Tim Korprov, Tim Faskab, Tim Fasilitator Kecamatan ataupun dari masyarakat/pemerintah
daerah sendiri sesuai dengan jenjang penanganan pengaduan dari desa, kecamatan, kabupaten dan Provinsi maupun
Pusat.
Penanganan masalah di PNPM Mandiri Perdesaan terbagi 2(dua) yaitu
penanganan masalah melalui jalur Litigasi dan Penanganan masalah Non Litigasi atau sering disebut dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat. Penanganan Non Litigasi menjadi prioritas
langkah penanganan terlebih dahulu, baru setelah beberapa waktu jika tidak bisa
terselesaikan maka diambil langkah penanganan jalur Litigasi. sampai
dengan akhir Desember 2013 tercatat dalam CHS Online 300 masalah yang
dilaporkan dan yang sedang dalam
penanganan dengan perincian tertuang dalam tabel berikut.
Jumlah dana yang disimpangkan/diselewengkan dari 291 masalah tersebut
diatas adalah Rp 27.971.694.920,- Sedangkan dari penanganan masalah baik yang
sudah selesai ataupun masih proses jumlah dana yang telah dikembalikan Rp
15.597.635.854,- atau 56%.
Dari masalah implementasi yang
muncul di Prov Jateng yang diserahkan ke
jalur litigasi hanya 31 Kasus (24%) yang sedang dalam proses penanganan 15 masalah dan 16 kasus lainnya telah
selesai. Untuk penanganan kasus lainnya menggunakan jalur Non Litigasi.
Diakhir tahun 2013, dari masalah -
masalah yang muncul dan ada di
Wilayah Provinsi Jawa Tengah kasus yang
paling besar yang diketemukan dan menjadi hadiah akhir tahun 2013 adalah
Penyelewengan dana bergulir (angka sementara) Rp 3.385.203.823 (tiga milyar
tiga ratus delapan puluh lima juta dua ratus tiga ribu delapan ratus dua puluh
tiga rupiah) yang dilakukan oleh Sdri. Helmy Ariyatun sebagai ketua UPK Kec.
Bayat. Modus yang digunakan adalah kelompok fiktif, menguasai seluruh rekening,
menyalahgunakan uang angsuran, mengeluarkan biaya di luar prosedur, dan sampai
dengan saat ini sedang dalam proses penanganan.
Transparansi
Hasil Pelaksanaan Bidang Kehumasan tentang pengembangan dan pengelolaan
media cetak, media Online (Web), dan pengelolaan Papan informasi, telah
berjalan dengan baik. Hasil pelaksanaan Bidang Jurnalistik yaitu terkait pada
progress tulisan Good Practices maupun tulisan press release, advertorial,
materi testimoni dan materi dialog, telah mendukung capaian program. Sedangkan
hasil pelaksanaan Bidang Pengembangan Kapasitas dan Edukasi yaitu antara lain
terkait pelatihan Jurnalistik FK & UPK di Pemalang dan Pokja RBM di
Purbalingga. Dan IEC melakukan IST/OJT
tentang jurnalistik pada setiap kesempatan supervisi dan monitoring IEC
Kabupaten, Kecamatan dan Desa.
Untuk proses transparansi dan akuntabilitas program, capaian status
Pengelolaan Papan Informasi (PI) sampai bulan Desember 2013 ada perkembangan
dari bulan yang lalu, untuk Papan Informasi Kecamatan ada 407 Kec. yang selalu update (95,76%), dan 18 Kec.
(4,24%) yang belum terupdate. Sedangkan untuk pengelolaan PI di Desa yaitu
mencapai 5938 Desa (90,31%) yang selalu terupdate dan 637 Desa (9,69%) yang
belum selalu terupdate kontennya. Sedangkan capaian status Web Kabupaten sudah
ada perkembangan signifikan secara kualitas yaitu untuk melakukan update dan
akses web pada akhir tahun 2013., Bahwa sudah ada 23 Kabupaten (79,31%) yang
memiliki web aktif, dari 23 Kabupaten tersebut web yang dimiliki PNPM MPd ada
18 Kabupaten. Dan masih ada 6 Kabupaten (20,69%) yang tidak aktif/tidak selalu
update/belum memiliki web/blogspot. Melihat capaian PI dan Web Kabupaten
tersebut Provinsi Jawa Tengah telah tercapai dan terlampaui target KPI Nasional
Tahun 2013
Dengan telah hadirnya Undang-Undang tentang Desa yang baru saja
ditetapkan menjadi harapan sekaligus tantangan bagi upaya pemberdayaan
masyarakat perdesaan. Regulasi ini sangat penting arti dan keberadaanya bagi
PNPM Mandiri Perdesaan. Kerja pemberdayaan dan penguatan pemerintahan desa dan
pemberdayaan masyarakat memiliki dasar rujukan yang pasti. Harapan yang lebih
jauh, kehadiran UU tentang Desa akan semakin kondusif bagi PNPM Mandiri
Perdesaan untuk mewujudkan Desa Berdikari seperti visi Provinsi Jawa Tengah.
Prestasi dan
Penghargaan
Prestasi terbaik Jawa Tengah 2013 adalah menjadi terbaik Nasional untuk
kategori Perencanaan Pembangunan Partisipatif Desa (PPD). Penghargaan diberikan
kepada Gubernur Jateng sebagai Pembina terbaik tingkat provinsi; kedua, kepada
Bupati Pemalang sebagai Pembina tingkat Kabupaten dan ketiga, penghargaan
kepada Kepala Desa Mojo Kecamatan Ulujami sebagai Desa dengan proses PPD
terbaik.
Pada tataran provinsi, Evaluasi Kinerja Kelembagaan PNPM-MPd TA 2013
telah dilakukan dengan hasil ditetapkan
4 (empat) terbaik (UPK, BKAD, PPD dan PL) Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Berdasar Surat Keputusan Kepala
Bapermades Jawa Tengah ditetapkan dari masing-masing terbaik tingkat provinsi,
yaitu :
1. Kategori Lomba UPK, Juara
I; Kecamatan Kedungbanteng Banyumas. Juara II; Kecamatan Jatisrono
Wonogiri. Juara III; Kecamatan Ampel Boyolali.
2. Kategori Lomba BKAD,
Juara I; Kecamatan Karangsambung Kebumen. Juara II; Moga Pemalang. Juara
III; Kecamatan Kesesi Pekalongan.
3. Kategori Lomba PPD
(Perencanaan Pembangunan Partisipatif Desa/Perencanaan Pembangunan Desa), Juara
I; Desa Wonokerso, Kecamatan Tembarak Temanggung. Juara II; Desa Kelangdepok,
Kecamatan Bodeh Pemalang. Juara III; Desa Sidomulyo, Kecamatan Petanahan Kebumen.
4. Kategori Lomba PL
(Pendamping Lokal), Juara I; Suparnyo, Kecamatan Karangawen Demak. Juara II;
Sudarli, Kecamatan Tegowanu Grobogan. Juara III; Erny Nuriyatmi, Kecamatan
Kankung Kendal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar