Laman

Sabtu, 23 Februari 2013

Pernahkah Tuhan menutup pintu-Nya ? “


Suatu hari Rabi’ah menegur Saleh, seorang guru yang selalu mengajari murid-muridnya supaya terus berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. “ Teruslah kalian mengetuk, “ ujar Saleh. “ Lama kelamaan insya Allah , Dia akan membuka pintuNya. “
“ Saleh, “ ujar Rabi’ah, “ mengapa kau selalu menggunakan kata akan ? Pernahkah Tuhan menutup pintu-Nya ? “
Wawasan spiritual semacam itu memang lazim dikalangan para Sufi seperti Rabi’ah. Bagi mereka, pintu Tuhan senantiasa terbuka untuk segenap hamba-Nya. Mereka selalu menekankan, dengan berbagai cara dan ungkapan , bahwa Tuhan tak perlu dicari oleh manusia, sebab Dia senantiasa hadir. Dalam ungkapan Bayazid Bistami, justru Tuhan-lah yang “ mencari “ manusia – dan manusialah yang sering menghindari-Nya, karena itu tak menemukan-Nya.                                          
Para Sufi memang kerap mencengangkan kita dengan ungkapan-ungkapan yang tak lazim dalam konteks hubungan manusia dan Tuhan. Nada ungkapan mereka kadang terdengar terlalu “ berani “ atau bahkan “gegabah” , sehingga mereka sering disalah mengertikan oleh orang-orang yang terbiasa memegang ajaran-ajaran agama secara formal-tekstual. Padahal, sesungguhnya yang mereka lakukan adalah mencoba menggali inti pengertian dilapisnya yang terdalam.

Tidak ada komentar: