UNTUK DIKETAHUI
Anak Lelaki Mewarisi Risiko Stroke Kalau Orangtuanya Cerai
Dalam setiap perceraian, anak selalu menjadi korban karena menanggung
beban psikologis yang lebih besar. Khusus pada anak laki-laki, risikonya
bukan cuma beban psikologis tetapi juga peningkatan risiko stroke
sebesar 2 kali lipat.
Peningkatan risiko stroke terutama terjadi
apabila orangtua bercerai saat anak laki-lakinya baru berusia 18 tahun ke
bawah. Uniknya, peningkatan ini hanya teramati pada anak laki-laki
sedangkan pada anak perempuan tidak memberikan pengaruh sama sekali.
Bahkan
setelah dikonversi dengan faktor risiko lainnya seperti obesitas dan
kebiasaan olahraga, peningkatan risiko stroke pada anak laki-laki
dianggap tetap signifikan. Riwayat kesehatan orangtua diabaikan, karena
partisipan yang dilibatkan berasal dari keluarga yang sehat secara
fisik.
Tidak diketahui pasti mengapa perceraian bisa meningkatkan
risiko stroke pada anak laki-laki. Dalam kesimpulannya, para peneliti
juga menegaskan bahwa yang ditemukan hanyalah saling keterkaitan tanpa
dapat dibuktikan adanya hubungan sebab akibat.
Namun diduga,
kecenderungan ini berhubungan dengan kemampuan anak laki-laki dalam
mengelola stres ketika menghadapi perceraian kedua orangtuanya. Pada
usia remaja, anak perempuan cenderung lebih cepat matang secara
emosional sedangkan laki-laki masih labil sehingga damnpak stresnya
menjadi lebih besar.
Temuan ini terungkap dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Esme Fuller Thomson dari University of Toronto.
Dalam penelitian tersebut, Esme mengamati riwayat keluarga pada 9.900
laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat berdasarkan survei nasional
tahun 2010.
Mungkin para profesional kesehatan nantinya perlu
memasukkan riwayat perceraian dalam keluarga untuk meningkatkan target
pencegahan dan edukasi mengenai stroke.
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar